Thursday, 25 December 2014

Askep Gastritis

SMK MUHAMMADIYAH KOTAMOBAGU



BAB I
LANDASAN TEORITIS
         I.              Konsep Dasar Medis
     1.1.  Defenisi
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. Secara hidropaotologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai di klinik penyakit dalam pada umumnya. Secara garis besar, gastritis dapat dibagi berdasarkan beberapa macam berdasarkan pada :
  1)      Manifestasi klinis
  2)      Gambaran kistologi yang khas
  3)      Distribusi anatomi, dan
  4)      Kemungkinan fatogenesis pada manifestasi klinis.
Gastritis dapat juga dibagi menjadi akut dan kronik, harus diingat bahwa walaupun dilakukan pembagian menjadi akut dan kronik, tetapi keduanya tidak sering berhubungan. Gastritis kronik bukan merupakan kelanjutan gastritis akut.
                                                mukosa gaster
                                         ↓
           楲敢                                  Erosi pada mukosa lambung
                                               ↓
                                                Perdarahan
1.4 Manifestasi Klinis
Sindrom dyspepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah, merupakan salah satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematonesis dan melena. Kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan. Biasanya jika dilakukan anamnese lebih dalam terdapat riwayat penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu.
1.5 Penatalaksanaan medis
  -          Menghindari alcohol dan makanan yang merangsang sampai gejala berkurang
  -          Diet mengandung gizi bila pasien mampu makan melalui mulut
  -          Berikan cairan intra vena
  -          Bila akibat asam → menetralisir dengan antasida (aluminium hodroksida)
  -          Bila akibat alkali → menetralisis alkali dengan jus lemon encer dan cuka encer
  -          Bila korosi luas atau berat → hindari emetic dan lavage →bahaya perforasi
  -          Modifikasi diet, istirahat, reduksi stress, dan farmakologi.
1.6 Pemeriksaan Diagnostik
  a.       Pemeriksaan Analisa Gaster
  b.       Pemeriksaan Angiogarfi
  c.        Pemeriksaan Amilase Serum
  d.      EGD (Esofagogastriduodenoskopy)
  e.       Minum Barium dengan Foto Rontgen

II. Konsep Dasar Keperawatan
2.1  Pengkajian
2.1.1 Aktifitas/istirahat
Gejala     : Kelemahan, kelelahan
Tanda     : Takikardia, takipnea, hiperventilasi (respon terhadap aktifitas)
            2.1.2   Sirkulasi
               Gejala :Hipotensi (termasuk postural).Takikardia, distripnea (hipovolemia/hipoksemia) Kelemahan atau nadi perifer Pengisian kapiler lemah atau berlahan (vasokonstriksi) Warna kulit : pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah) Kelemahan kulit atau membran mukosa
            2.1.3   Integritas Ego
              Gejala : Faktor stress akut atau kronis (keungan atau hubungan kerja) perasaan tak berdaya
              Tanda  : Ansietas, misalnya : gelisah, pucat, berkeringat, perhatian menyempit, gemetar, suara gemetar.
             2.1.4         Eliminasi
            Gejala : Riwayat perawatan dirumah sakit sebelumnya karena perdarahan gastroenteritis (GI) atau masalah  yang berhubungan dengan Gi.
Tanda : Nyeri tekan abdomen, istensi bunyi usus sering hiperaktif selam perdarahan, Karakteristik feses, diare darah warna  gelap, kecoklatan atau kadang-kadang warna cerah berbusa, bau busuk


               (steatorea). Konstifasi dapat terjadi (perubahan diet, penggunaan antasida). Haluaran urine : menurun, pekat.
             2.1.5         Makanan dan cairan
         Gejala : Anoreksia, mual, muntah, (muntah yang memanjang diduga obstruksi pilorik, bagian luar yang berhubungan dengan luka duodenal). Cegukan nyeri ulu hati, sendawa, bau asam/muntah
                Tanda : Muntah, warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau tanpa bekuan darah. Membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa, turgor kulit buruk (perdarahan kronis).
             2.1.6         Neurosensi
              Gejala : Rasa berdenyut, pusing atau sakit kepala karna sinar, kelemahan. Tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak cenderung tidur, disorientasi/bingung, samapi pingsan dan koma (tergantung pada volume sirkulasi atau oksigenasi).
              2.1.7         Nyeri/kenyamanan
             Gejala : Nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih, nyeri hebat tiba-tiba dpat disertai perforasi. Rasa ketidaknyamanan atau distress samar-samar setelah makan banyak dan hilang dengan makan (gastritis akut). Nyeri epigastrum kiri samapai tengah atau menyebar kepunggung terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang hilang dengan antasida (ulusgaster). Nyeri epigastrum kiri sampai menyebar kepunggung terjadi ± 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang dengan makanan atau antasida (ulkus duodenal) tak ada nyeri (varisis esophageal ata gastritis).
                 Tanda  : Wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat, perhatian menyempit.
              2.1.8         Keamanan
                Gejala     : Alergi terhadap obat atau sensitive, misalnya : ASA
                Tanda     : Peningkatan suhu, spisider angioma, eritema palmar (menunjukkan sirosis atau hipertensi portal)
              2.1.9         Penyuluhan/pembelajaran
            Gejala     : Adanya penggunaan obat resep atau dijual bebas  yang mengandung ASA, alcohol, steroid. NSAID menyebabkan perdarahan GI. Animea, trauma kepala, flu usus, episode muntah berat.
          2.2      Diagnosa Keperawatan
                  DX I      : Kekurangan volume cairan b/d perdarahan, mual, muntah dan anoreksia d/d pucat, berkeringat, gelisah, perubahan mental.
                K/H        : Menunjukkan perbaikan keseimbangan cairan dibuktikan oleh haluaran urine adekuat dengan berat jenis normal, tanda vital stabil, membrane mukosa lembab dan turgor mukosa baik.

Intervensi
Rasional
Mandiri :
-          Catat karakteristik muntah/diare







-          Awasi tanda vital




-          Awasi masukan dan haluaran di hubungkan dengan perubahan berat badan. Ukur kehilangan darah/cairan melaui muntah, penghisapan gaster/lavase dan difekasi.
-          Pertahankan tirah baring, mencegah muntah dan tegangan pada defekasi. Jadwlkan aktifitas untuk memberikan periode istirahat tanpa gangguan.
-          Tinggikan kepala tempat tidur selama pemberian antasida.


Kolaborasi :
-          Berikan cairan/darah sesuai indikasi


-          Berikan obat sesuai indikasi, ranitidine (zantac), diatidine (acid).

-          Membantu dalam membedakan penyebab distress gaster. Kandungan empedu kuning kehijauan menunjukkan bahwa pilorus terbuka, kandunga pekal menunjukkan obstuksi usus, darah merah cerah manandakan adanya atau perdarahan arterial akut.

-          Perubahan tekanan darah dan nadi dapat digunakan perkiraan kasar kehilangan dara, misalnya : TD < > 110 diduga 25% penurunan volume atau ± 1000 ml.

-          Memberikan pedoman untuk penggantian cairan.



-          Aktivitas/muntah meningkatkan tekanan intra abdominal dan dapat mencetuskan perdarahan lanjut.

-          Mencegah reflex gaster pada aspirasi antasida diman dapat menyebabkan komplikasi paru serius.


-          Penggantian cairan tergantung pada derajat hivopolemia dan hanya perdarahan (akut atau kronis).
-          Penghambatan histamine H2 menurunkan histamine produksi gaster. Antasida (misalnya : ampojd, Maalox, Mylanta, piopan).
-          Dapat digunakan untuk mempertahankan pH gaster pada tingkat 4,5 atau lebih tinggi untuk menurunkan resiko perdarahan ulang. Antemetik (misalnya : metoklopramid/regtan. Proglorperazine/campacine.
-          Menghilangkan mual dan mencegah muntah.
 
 
                DX II  : Resiko tinggi kekurangan perpusi jaringan b/d hivopolimea d/d sakit kepala, pucat, berkeringat TD rendah.
              K/H     : Mempertahankan perkusi jarngan dengan bukti tanda vital stabil, nadi periver teraba.
Intervensi
Rasional
Mandiri :
-          Catat haluaran dan jenis berat urine



-          Catat laporan nyeri abdomen, khususnya tiba-tiba, nyeri hebat atau nyeri menyebar ke bahu.




-          Observasi kulit untuk pucat, kemerahan, pijat dengan minyak, ubah posisi dengan sering.

Kolaborasi :
-          Berikan oksigen tambah sesuai indikasi.

-          Berikan cairan IV sesuai indikasi.

-          Penurunan perfusi sistemik dapat menyebabkan iskemia/gagal ginjal, dimenifestasikan dengan penurunan keluaran urine.
-          Nyeri disebabkan oleh ulkus gaster sering hilang setelah perdarahan akut karena efek buffer darah, nyeri berat berlanjut  atau tiba-tiba dapat menunjukkan  iskemia sehubungan dengan terapi vasokinstriksi.

-          Gangguan pada sirkulasi perifer meningkatkan resiko kerusakan kulit.



-          Mengobati hifoksemia  dan asidosis laktat selam perdarahan akut.

-          Mempertahankan volume sirkulasi dan perfusi.
    
                DX III   : Ansietas/ketakutan b/d perubahan status kesehatan, ancaman kematian d/d pasien gelisah.
                K/H       : Menunjukan rilek dan laporan terhadap ansietas menurun sampai tinggkat yang dapat di tanggani.
Intervensi
Rasional
Mandiri :
-          Awasi respons fisologis misal : Takipnea, palpitasi, pusing, sakit kpala, ensasi kesehatan.

-          Dorongan pernyataan takut dan ansietas, berikan ompan balik
-          Berikan informasi akurat



-          Berikan lingkungan tenang untuk istirahat



-          Dorong orang terdekat tinggal dengan pasien

-          Tunjukkan tehnik relaksasi



-          Dapat menjadi indikatif drajad takut yang di alami pasien tetapi dapat juga berhubungandengan kondisi pisik/ status sok.
-          Membuat hubungan trapeutik

-          Melibatkan pasien dalam rencana asuhan dan menurunkan dan ansietas yang tidak perlu tentang ketidaktahuan.
-          Memeindahkan pasien dari steresor luar meningkatkan relaksi, dapat meningkatkan keterampilan koping.


-          Membantu menurunkan takut melalui pengalaman menakutkan menjadi sorang diri
-          Belajar cara untuk rilek dapat membantu menurunkan takut dan ansietas

           DX IV : Nyeri ( Akut / kronis ) b/d luka bakar kimia pada mukosa lambung, rongga oral d/d pasien meringis.
                K/H   : Menyatakan nyeri hilang menunjukan postur tubuh rilek dan mampu tidur atau istirahat dengan tepat.

Intervensi
Rasional
Mandiri :
-          Catat keluhan nyeri ternasuk lokasi, lamanya, intensitas (0-10)





-          Kaji ulang faktor yang meningkatkan atau menurunkan nyeri
-          Berikan makanan sedikit tapi sering sesuai indikasi untuk pasien.




-          Bantu latihan rentang gerak aktif/pasif

-          Berikan perawatan oral  sering dan tindakan kenyamanan, misalnya : pijatan punggung, perubahan posisi


Kolaborasi :
-          Berikan obat sesuai indikasi, misalnya : antasida


-          Antikolinergic (misalnya : baladonna, atropia)

-          Nyeri tidak selalu ada tetapi bila ada harus dibandingkan dengan gelisah nyeri pasien sebelumnya diman dapat membantu mendiagnosa, etiologi perdarahan dan terjadinya konflikasi

-          Membantu dalam membuat diagnose dan kebutuhan terapi

-          Makan mempunyai efek penetralisir asam, juga menghancurkan kandungan gaster, makan sedikit mencegah distensi dan haluan gastria

-          Menurunkan kekakuan sendi, meminimalkan nyeri/ketidaknyamanan
-          Nafas bau karena tertahannya secret mulut menimbulkan tidak nafsu makan dan dapat menimbulkan mual


-          Menurunkan keasaman gaster dengan absorbs atau dengan menetralisir kimia

-          Diberikan pada waktu tidur untuk menurunkan notilitas gaster, menekan produksi asam, memperlambat kekosongan gaster dan menghilangkan nyeri rokturnal.
 
 
SMK MUHAMMADIYAH KOTAMOBAGU

SMK MUHAMMADIYAH KOTAMOBAGU


 BAB II
TINJAUAN KASUS
I. Identitas Diri Pasien
Nama Tn . Z, umur 53 thn, laki- laki, sudah menikah, agama Islam, suku Jawa, pendidikan terakhir SMP, pekerjaan PNS, alamat Jl.Karya Bakti Sidomulyo Medan, sumber informasi pasien dan keluarga (istri) pendidikan terakhir SMEA pekerjaan sebagai ibu rumah tangga.
II. Status Kesehatan Saat Ini
Pasien mengatakan nyeri pada ulu hati, pasien tampak gelisah & memegang perutnya. Hal ini disebabkan karena makan-makanan yang pedas/merangsang, nyeri muncul setiap 5 menit sekali, untuk mengurangi nyeri yang muncul pasien istirahat/duduk. Karena keluhan bertambah keluarga membawa pasien ke RSU.Martha Friska Medan  . 
III. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Pasien tidak apakah pada masa kanak-kanaknya pernah mengalami penyakit, pada waktu ± 20 tahun yang lalu pasien pernah kecelakaan dan dirawat dirumah sakit, selama hidupnya pasien tidak pernah dioperasi. Pasien juga tidak ingat apakah pernah alergi dan imunisasi.
 Kebiasaan pasien ialah minum teh manis, nama obat yang diberikan dokter sudah tidak ingat dan lama konsumsi obatnya pasien juga tidak ingat. Pasien makan biasa 3x sehari, berat badan pasien 70 kg dan tinggi badan 163 cm, makanan yang disukai pasien adalah makanan yang pedas, nafsu makan pasien baik sehingga setiap 6 bulan berat badan pasien  bertambah 1 kg. Setiap BAB dalam 1 hari 1 x pada waktu pagi dengan warna kuning, konsistensi setangah padat. Sedangkan BAK dalam 1 hari 4 x dengan warna kuning bau amoniak.
Pasien istirahat tidur malam pada jam 22.00 - 04.00 Wib, sore 15.30 - 16.30 Wib, jadi lama tidur 1 hari  adalah 8 jam, pasien kesulitan dalam hal tidur.tidak ada aktivitas dalam kesehariannya, pekerjaan pasien sebagai PNS lama bekerja 30 tahun jumlah jam kerja 8 jam, jadwal kerja mulai dari 07.30 - 15.00 Wib.
 IV.Riwayat Keluarga
Genogram:
            : Pasien
            : Laki-laki
            : Perempuan
            : Meninggal
            : Satu rumah
 V.Riwayat Lingkungan
Lingkungan rumah kurang bersih, bahaya polusi tidak ada karena rumah pasien jauh dari jalan raya dan pabrik.
 VI.Aspek Fsikologi
Pasien tidak menggunakan kaca mata dan alat bantu pendengaran serta tidak ada kesulitan yang dialami seperti pusing, menurunnya sensitifitas terhadap sakit dan terhadap dingin/panas, dan membaca/menulis.

VII.Aspek Sosial

Pasien berbicara jelas, relevan, mampu mengekspresikan dan mengerti orang lain, bahasa utama pasien adalah Indonesia, bahasa daerah yang dipakai adalah Jawa, pasien tinggal dengan istri dan anak – anaknya, adat yang dianut dalam keluarga pasien adalah Jawa, pembuat keputusan adalah pasien  sendiri, pola komunikasi keluarga juga baik, ekonomi pasien memadai, kesulitan dalam keluarga tidak ada. Pemahaman pasien terhadap fungsi seksual baik terlihat karena sudah memiliki 3 orang anak,

VIII.Aspek Spiritual

Sumber kekuatan yaitu Tuhan yang maha esa, dan itu penting kaya pasien, kepercayaan yang di lakukan shalat frekuensinya tidak menentu, kegiatan agama yang dilakukan dirumah sakit tadak ada. Pada usia 53 tahun pasien ingin cepat sembuh dan berkumpul dengan keluarga.

IX.Pengkajian Fisik

Kepala : Bentuk bulat, rambut beruban, lurus.
Mata  : Ukuran pupil 2 mm, isokor kiri dan kanan, reaksi terhadap cahaya bagus terlihat kalau cahaya didekat kan mata, menjauh kalau jauh. Akomodasi baik, bantuk simetris kiri dan kanan, konjuntiva tidak anemis, fungsi pengelihatan baik, tanda-tanda radang tidak ada, operasi tidak ada kacamata tidak ada, lensa kontak tidak ada.
Hidung : Reaksi alergi tidak ada, cara mengatasinya tidak ada, pernah mengalami flu pernah, bagaimana frekensinya dalam setahun tidak ada, sinus tidak ada, perdarahan tidak ada.
Tenggorokan : Gigi geligi lengkap, kesulitan/ gangguan bicara tidak ada, kesulitan menelan tidak ada 


                         Pernafasan : Bentuk simetris, pergerakan simetris, pola nafas normal (16-20), nyeri tekan tidak ada, batuk tidak ada, spatum tidak ada, fremitus normal, nyeri tidak ada, suara paru bronchial I/E 1:2
                         Sirkulasi :Capillary refilling time 2 detik, distensi vena jugularis tidak ada pembesaran, suara jantung lub-dup, suara jantung tambahan tidak ada, nyeri dada tidak ada, edema tidak ada, palpitasi tidak ada, baal tidak ada, perubahan warna (kulit , kuku, bibir ) tidak ada, clubbing pinger  tidak ada, rasa pusing tidak ada.
                          Abdomen : Bentuk  simetris. Hepar tidak ada, masa/ cairan tidak ada, lien tidak ada.
                         Nutrisi      : Jenis diet MII, nafsu makan berkurang pasien hanya menghabiskan ½ porsi yang di sediakan, intek cairan 2000 cc output cairan 2500 cc.
                           Eliminasi   : BAB : pola rutin 1x / hari, penggunaan laxan tidak ada, colostomy tidak ada, illestomy tidak ada, konstipasi tidak ada, diare tidak ada,.
BAK: pola rutin 3x sehari, incontinensi tidak ada, infeksi tidak ada, hematuri tidak ada, chateter tidak ada, urin output 1000cc.
                            Produksi     : Pola rutin, perdarahan, payudara, pemeriksaan papsmear terakhir, hasil.  Keputihan, prostat, Tidak di kaji.
                         Neurologis : Tingkat kesadaran CM (composmentis ), orentasi baik pasien dapat mengenal orang, pola tingkah laku baik, riwayat epilefsy / kejang/ perkinson tidak ada, reflex baik.
                        Muskuloskletal : Pergerakan ekstremitas kurang karna terpasang infus pada bagian tangan kiri pasien, kekuatan otot kurang, nyeri tidak ada, kekuatan tidak ada, pola latihan gerak aktif dan pasif, pergerakan tubuh ada, mandi ada, mengenakan pakaian ada, bersolek ada, berhajat ada, sesak nafas stelah aktipitas tidak ada, mudah merasa kelelahan ada.
                               Kulit                : Warna sawo mateng, integritas baik, turgor baik.
                           
                             X. Data Laboratorium Rutin
Darah
Urin
Tinja
Hb  = 11,5 gr %
Leukosit = 8,1 / mm3
LED = 35 mm / jam
Ht = 40 %
Warana = kuning
Reduksi = Negatif
Protein = negative
Bilerubin = negatif
Warna = kuning
Konsistensi= setengah padat
Eritrosit= 1-2 // pb
Leukosit = 0-1 // pb

XI. Hasil Pemeriksaan Diaknostik
·         KGD              :           138 mg /dl ( Normal  140 )
·         EKG              :           Normal sinus rhy + hm
Normal EKG
·         ELEKTROLIT : Natrium      : 139
Kalium         : 3,5
Clorida         : 104
 XII.Pengobatan
 * Infuse Rl 20 tts/i
 * Lansoprazol 2x3mg
 * Grohabion 50001x1
 * Diet M2
 *  M II
 * Infus Kaen 3A/3B 2Otts/i
 * Ranitidin 1 amp/inc
 * Ulsidex 3x1
 * Metolon 3x1
 * Alprazole 1x0,5g



                                                            ANALISA DATA
NO
DATA
INTERPRETASI DATA
MASALAH
1









2









3
DS.   Pasien mengatakan nyeri pada uluhati .
DO.pasien tampak memegangi perutnya
TD  :     120/80
RR  :     20X/M
TEMP: 36.5ºC
POLS :  80X/M

DS.  Pasien mengatakan badan lemas dan tidak selera makan dan mual
DO.  Pasien terlihat pucat ,tidak menghabiskan porsi yang disajikan

DS.  Pasien mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang dialaminya
DO.  Pasien sering bertanya-tanya
Gastritis

Mukosa lambung teriritasi


nyeri





Gastritis

Mual dan anoreksia

Tidak adekuatnya kebutuhan nutrisi




Kurang informasi tantang penyakit yang dialaminya

Gangguan Rasa nyaman









Gangguan pola nutrisi









 Kurang pengetahuan

Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas masalah
      1.      Nyeri b/d mukosa lambung teriritasi d/d nyeri
      2.      Pola nutrisi b/d tidak adekuatnya kebutuhan nutrisi d/d lemas ,anoreksia , mual.
3.      Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang penyakit d/d bertanya-tanya



RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama            :  Tn. Z                                                                                                                           Diagnosa Medis       :  Gatritis
Ruang           :  IV B                                                                                                                            No.Register                          :  ………
No.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasionalisasi
I








II









III
Nyari b/d mukosa  lambung, teriritasi d/d memegang perut dan meringis





Pola nutrisi b/d tak ada kuatnya kebutuhan nutrisi d/d lemas, anoreksia, mual.






Kurang pengetahuan b/d kurang informasi penyakit d/d bertanya tanya.
Menghilangkan dan menurunkan nyeri







Meningkatkan masukan nutrisi adekuat








Pasien mengetahui tentang penyakit yang dideritanya
-      Kaji skala nyeri (0-10). Lokasi atau tempat nyeri dan lamanya nyeri.
-      Berikan posisi yang nyaman
-      Kaji ulang factor yang meningkatkan dan menghilangkan nyeri
-      Kolanborasi dalam pemberian obat.
-      Beri diet TKTP

-      Beritahu makan sedikit tapi sering
-      Beri dukungan fisik dan emosional
-      Kolaborasi dalam pemberian obat


-      Beri penjelasan dan proses perjalanan penyakit


-      Beri penkes diet sehat
-          Untuk mengetahui tingkat nyeri, lokasi dan lamanya

-          Agar rasa nyeri berkurang
-          Untuk mengetahui penyebab dan cara menurunkan nyeri

-          Agar nyeri berkurang dan hilang
-          Untuk memenuhi kebutuhan kalori dan protein
-          Agar perut tidak kosong

-          Agar pasien terpacu nafsu makannya




-          Agar pasien mengerti dan bias mengatasi agarpenyakitnya cepat sembuh dan tidak kambuh lagi
-          Agar pasien mengubah pola makan yang tidak sehat menjadi pola makan yang sehat



CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien               : Tn. Z
Ruang              :  ---
Tanggal
Diagnosa Keperawatan
Implementasi
Evaluasi (SOAP)
17 Februari 2010

DX : I

                        

                            







DX II








DX III
    -   Mengkaji skala nyeri tempat nyeri dan lamanya
Memberikan posisi yang nyaman, posisi semifowler
- Mengkaji ulang factor yang meningkatkan atau menghilangkan nyeri
-      Memberikan injeksi Ranitidine IV 1 ampul
-      Memberikan obat oral Ulsidex 3 x 1
  - Memberikan obat oral Lantoprazole 2 x 3
-      Memberikan diet TKTP
-      Memberikan pasien makan sedikit tapi sering
-      Memberikan dukungan fisik
-      Memberikan infuse KA EN 3A/3B 20 tts/I, 1 pus. setelah habis diganti dengan infuse RL 20 tts/I.
-      Memberikan obat oral Gronagion 500 gram 1 x 1
-      Memberikan penjelasan tentang penyakitnya
-      Memberikan penkes diet sehat
S : Pasien mengatakn nyeri masih ada
O : Skala nyeri sedang (4-7)
A : Masalah sebagian teratasi
P : lanjutkan intervensi





S :Pasien mengatakan tidak bisa makan dan mual, lemas
O : Porsi yang di sajikan tidak habis
A : Masalah sebagian teratasi
P : Lanjutkan intervensi

S : pasien mengatakn tidak tahu tentang penyakit yang di alaminya
O : sering bertanya-tanya
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi





DAFTAR PUSTAKA

  1.    Arjatmo, Tjokro Negoro, Ph. D, Sp, dkk, (2001), Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi III, FKUI, Jakarta.
  2.    Arif Mansjoer, (2001), Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Edisi III, Aesculapius, FKUI, Jakarta.
  3.    Brunner & Suddarth, (1997), Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8.
  4.     http:///dez’s-block.com
  5.     http://Media-Perawat.com

SMK MUHAMMADIYAH KOTAMOBAGU




     
 
 









0 comments:

Post a Comment

Send Quick Massage

Name

Email *

Message *

Pages